Rabu, 29 Agustus 2012

GENETICS


BAB I
PENDAHULUAN


1.1.  Latar Belakang
Sebenarnya sejak dahulu kala orang mengetahui bahwa kebanyakan anak itu mirip dengan orang tuanya, baik wajahnya, tingkah lakunya maupun kesukaannya. Orang Belanda mengenal pepatah yang sangat terkenal “De appel valt niet ver van de boom” (artinya: Buah apel jatuh tidak jauh dari pohonnya). Orang yang berbahasa Inggris pun mengenal pepatah semacam itu, yaitu “Like father like son”. Bangsa kita pun tak ketinggalan dengan pepatah serupa yang berbunyi “Air cucuran jatuh ke pelimbahan juga”.
Namun demikian kita masih sering mendengar ucapan atau anggapan keliru, seolah-olah sifat seseorang itu ada hubungannya dengan keturunan. Misalnya seorang ayah pekerjaannya sehari-hari menempa besi sehingga lengannya berotot kuat tentu akan mempunyai anak laki-laki yang berotot kuat pula seperti ayahnya. Seorang anak yang terlibat pada pencurian atau perampokan tidak perlu diherankan, karena ayahnya pun terkenal sebagai pencuri atau perampok. Masih banyak contoh lainnya.
Genetika (ilmu keturunan) tergolong dalam ilmu Hayat yang mempelajari turun-temurunnya sifat-sifat induk atau orang tua kepada keturunannya. Sejak ditemukannya hukum keturunan pada permulaan abad ke 20 sampai sekarang, Genetika mengalami kemajuan pesat sekali. Bahkan kini Genetika tidak mungkin berdiri sendiri melainkan harus bekerjasama dengan ilmu pengetahuan lainnya. Di negara-negara yag telah maju dirasakan bahwa Genetika sudah mencakup bidang yang terlalu luas, sehingga timbul berbagai cabang Genetika seperti Sitogenetika (Genetika Sel), Genetika Manusia, Genetika Mikroba, Genetika Molekuler, Genetika Biokmia, Genetika Fisiologi, Genetika Farmasi, Genetika Populasi, Genetika Kuantitatip, Genetika Tumbuhan, Genetika Hewan, Genetika Konseling, dan Eugenetika (yang membicarakan usaha-usaha untuk mendapatkan keturunan yang lebih baik pada manusia).
Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar dalam usaha menyediakan bibit tanaman dan ternak unggul di bidang Pertanian dan Peternakan. Di bidang Kedokteran, Genetika mempunai lingkup yang sangat luas, bersifat akademis dan praktis, antara lain membahas tentang peranan kromosom, pewarisan sifat-sifat genetik dan sifat-sifat antropologik, terjadinya cacat bada dan mental yang disebabkan oleh kelainan kromosom, timbulnya penyakit karena kesalahan metabolisme bawaan, berbagai variasi respons terhadap obat-obatan, transpalantasi, penyakit automium,dan golongan darah, aspek keturunan pada kanker. Di samping itu Genetika di bidang Kedokteran juga menyangkut beberapa aspek keluarga, antara lain dagnosis kelainan genetik pada bayi sebelum lahir, penyuluhan tentang kemungkinan resiko mendapatkan anak dengan kelainan genetik sehingga sehingga erat hubungannya dengan program Keluarga Berencana, identifikasi bayi tertukar dan adopsi anak.
Genetika juga merupakan cabang ilmu biologi yang berurusan dengan hereditas dan variasi. Unit-unit herediter yang ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya (dengan kata lain, diwariskan) disebut gen. Gen terletak dalam molekul-molekul panjang asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, DNA) yang ada dalam semua sel. Terkadang, bisa terjadi perubahan spontan pada suatu bagian DNA. Perubahan itu disebut mutasi. Melalui proses mutasi, sebuah gen dapat berubah menjadi dua atau lebih bentuk alternative yang disebut alel.
Memang diakui bahwa penelitian genetik pada manusia sangat sulit dijalankan, namun sangat penting. Kesulitan itu biasanya disebabkan karena seseorang seringkali tidak mau diketahui apakah penyakit/kelainan/cacat genetik, peneliti tidak mungkin memaksakan perkawinan untuk kepentingannya. Suami isteri masa kini umumnya sudah mengikuti KB (Keluarga Berencana) sehingga anaknya sedikit dan sifat keturunan yang dibutuhkan penelitian belum tentu tampak. Umur manusia terlalu panjang sehingga peneliti mungkin sudah meninggal dunia sebelum data lengkap terkumpul dan jumlah kromosom manusia sebanyak 46 buah itu terlalu sukar untuk diamati dan dihitung. Meskipun demikian dengan tehnik dan alat-alat modern banyak kemajuan dibidang Genetika Manusia kini dapat dicapai. 


1.2.  Rumusan Masalah
Dalam hal ini yang menjadi rumusan masalah dan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai  “Bagaimana sifat diwariskan?”, dan Apa yang sebenarnya diberikan kepada keturunannya itu, sehingga keturunannya pun mempunyai beberapa sifat seperti induknya?”.


1.3.  Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang penurunan sifat, mekanisme pemindahan kromosom-kromosom dari sel somatik ke sel kelamin, pola pembelahan meiosis, meisosis pada hewan, meiosis pada tumbuhan tingkat tinggi, fertilisasi pada hewan, fertilisasi pada tumbuhan, dan juga mengenai kromosom dan gen.


1.4.  Metode Penulisan
            Mencari dari beberapa sumber, baik buku maupun media elektronik yang berhubungan dengan Bagaimana Sifat Diturunkan. Dengan sistematika penuliasan makalah sebagai berikut: Tulisan ini dimulai dengan Kata Pengantar dan Daftar Isi, Bab I (Pendahuluan yang berisi Latar belakang, Rumusan masalah, Pemecahan masalah, Tujuan penulisan, dan Metode penulisan), Bab II ( Pembahasan / Isi), Bab III ( Saran dan Kesimpulan), dan yang terakhir yaitu Daftar Pustaka.


















BAB II
PEMBAHASAN


2.1. Pewarisan Sifat
Gregor Jhon Mendel telah melakukan percobaan persilangan tanaman ercis yang mempunyai sifat yang perbedaannya menyolok seperti tanaman berbatang tinggi lawan berbatang pendek, buah polong berwarna hijau dengan buah polong berwarna kuning, dan lain sebagainya. Mendel menyilangkan tanaman berbatang tinggi dan berbatang pendek, pada generasi pertama didapatkan semua keturunanya bebatang tinggi dan pada keturunan F2 nya ada yang berbatang tinggi dan ada yang berbatang pendek.
Apa yang sebenarnya diberikan kepada keturunannya itu, sehingga keturunannya pun mempunyai beberapa sifat seperti induknya?. Tentu bukan tinggi batangnya, tetapi gen yang mengawasi berkembangnya sifat-sifat tersebut, yang diturunkan kepada keturunanya. Gen-gen untuk berbagai macam sifat letaknya pada kromosom yang terdapat dalam inti sel. Kromosom berikut gen-gennya diwariskan keturunanya pada saat terjadi pembuahan (fertilisasi) antara sel telur dan sel sperma.
Bagaiman mekanisme pemindahan kromosom-kromosom dari sel somatik ke sel kelamin parental?. Seperti kita ketahui, semua organisme yang mengadakan reproduksi secara seksual mempunyai organ kelamin (gonad), yaitu ovarium dan testis pada hewan, sedangkan pada tumbuhan berupa stamen dan pistil. Di dalam gonad inilah terjadi pembentukan sel-sel kelamin, suatu proses yang disebut gametogenesis. Pembelahan sel yang berlangsung dalam proses ini adalah pembelahan meiosis atau pembelahan reduksi yang menghasilkan sel kelamin dengan setengah jumlah kromosom sel induknya. Sebagai contoh, kromosom dalam sel tubuh atau sel somatik manusia berjumlah 46 buah (diploid), tetapi sel telur dan sel sperma masing-masing hanya memiliki 23 buah kromosom (haploid). Reduksi jumlah kromosom dalam gametogenesis menjadi setengahnya, sangat perlu untuk menjaga kekonstanan jumlah kromosom dalam satu spesies.     



2.2. Pembelahan Meiosis
Pembelahan Meiosis disebut juga pembelahan reduksi, karena terjadinya pengurangan jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n. Meiosis berlangsung pada gametosit, yakni gametogonium yang telah mengalami perbanyakan (poliferasi). Berasal dari kata ”meion” = lebih kecil, artinya jumlah kromosomnya lebih sedikit. Diperkenalkan oleh E. Van Beneden.
Meiosis terdiri atas dua pembelahan sel yang terspesialisasi yang berurutan, di mana jumlah kromososm dari sel-sel yang dihasilkan dikurangi dari jumlah diploid (2n) menjadi haploid (n). Jumlah kromosom harus dikurangi setengahnya saat gametogenesis, agar jumlah kromosom khas suatu spesies terjaga setelah fertilisasi.
Secara spesifik, meiosis melibatkan replikasi sebuah DNA tunggal dan dua pembelahan sitoplasma. Pembelahan meiosis pertama (meiosis I) adalah pembelahan reduksional yang menghasilkan dua sel haploid dari satu sel diploid tunggal. Pembelahan meiosis kedua (meiosis II) adalah pembelahan berimbang (mirip dengan mitosis, dalam artian terjadi pemisahan kromatid-kromatid dari sel-sel haploid).
            Pembelahan meiosis secara umum dapat dibagi dalam beberapa tahap dengan ciri-ciri tertentu:
·         Tahap Profase      
Kromosom menjadi pendek, menebal, terlihat jelas, berpasangan dengan homolognya dan membentuk duplikatnya (tetrad. 20). Peristiwa-peristiwa profase bersifat kompleks dan dapat dibagi menjadi lima subtahap:
a)      Liptonema (Liptoten atau tahap benang tipis): Kromosom-kromosom yang panjang dan tipis mulai berkondensasi, dan sebagai akibatnya tanda-tanda pertama struktur serupa benang mulai muncul dalam materi kromatin yang tadinya amorfus di nukleus.
b)      Zigonema (Zigoten atau tahap benang tergabung): Pada tahap ini, pasangan-pasangan kromosom homolog bertemu dan digabungkan oleh sebuah struktur  protein seperti pita yang disebut kompleks sinaptonema, inilah awal sinapsis. Diduga kalu sinapsis terjadi disana-sini di sepanjang kromosom berpasangan, pada tempat-tempat di mana ada kemiripan informasi genetik pada kedua kromosom homolog. Telah diketahui beberapa kasus dimana kompleks sinoptema tidak terbentuk, akibatnya sinapsisnya tidaklah lengkap dan pindah silang sangat tereduksi atau bahkan tidak ada sama sekali.
c)      Pakinema (pakiten atau tahap-benang tebal): Sinapsis sudah terbentuk dan noul-nodul rekombinasi mulai muncul di sepanjang kromosom-kromosom yang bersinapsis. Di tempat-tempat itu, kromatid-kromatid nonsaudari ( satu dari masing-masing kromosom-kromosom yang berpasangan) dari tetrad mengalami pindah silang, bepisah, bertukar untaian DNA, dan bergabung kembali, hingga menghasilkan pertukaran materi genetik. Pindah silang merupakan fenomena genetik yang dapat ditentukan hanya dari hasil percobaan-percobaan penangkaran (breeding).
d)     Diplonema (Diploten atau tahap benang-ganda): Tahap ini dimulai ketika kompleks sinoptema mulai menghilang, sehingga kromatid-kromatid dan kiasmata individu dapat dilihat dengan mudah. Kiasmata juga masih terlihat.
e)      Diakinase (tahap pergerakan ganda): Kromosom mencapai kondensasi maksimal pada tahapan ini, sedangkan nukleolus dan membran nukleus menghilang, sementara aparatus gelendong mulai terbentuk.
·         Tahap Metafase I
Tetrad menyususn diri pada bidang ekuator, membran inti hilang dan sentromer diikat oleh benang gelendong pada sentriol.
·         Tahap Anafase I
Sentromer-sentromer tidak memisah, melainkan terus menyatukan kromatid-kromatid saudari. Kiasmata mulai menghilang, sehingga pasangan-pasangan kromosom homolog dapat berpisah dan bergerak ke kutub-kutub yang berlawanan, dengan kata lain kromosom-kromosom utuh (masing-masing  terdiiri atas dua kromatid saudari) bergerak memissah. Benang gelendong memendek dan menarik belahan tetrad (diad) ke kutub yang berlawanan (homolog dipisahkan). Pergerakan itu mengurangi jumlah kromosom dari diploid (2n) menjadi haploid (n).
·         Tahap Telofase I
Terjadi ketika membran nukleus terbentuk kembali dan kromosom-kromosom telah mencapai kutub tujuannya. Berikutnya terjadi sitokinesis yang menghasilkan pembelahan sel induk diploid menjadi dua sel anakn haploid.. Masing-masing sel haploid menerima perpasangan (assortment) acak kromosom paternal dan maternal, dengan kata lain kromosom-kromosom yang diperoleh dari induk jantan maupun induk betina dalam satu sel anakan tidaklah seragam. Selain itu, akibat pindah silang kromatid-kromatid saudari anakan (masih tetap saling melekat di sentromer) bisa jadi tidak lagi identik secara genetik. Atau dapat dikatakan secara singkat bahwa pada tahap Telofase I  membran sel membentuk sekat sehingga terbentuk 2 sel anak.
·         Tahap Metafase II
Diad menyusun diri pada bidang ekuator dan sentromer diikat oleh benang gelendong pada sentriol.
·         Tahap Anafase II
Benang gelendong memendek dan menarik belahan diad (kromatid) ke kutub yang berlawanan.
·         Tahap Telofase II
Membran sel memuat sekat dan terjadilah 4 sel anak yang masing-masing mengandung kromosom yang haploid (n).

Tabel. Perbandingan Antara Mitosis dan Meiosis
Mitosis
Meiosis
Pembelahan yang memisahkan sister chromatids.
Tahap pertama (meiosis I) adalah pembelahan reduksi yang memisahkan kromosom homolog , sister chromatids memisah saat tahapan kedua (meiosis II).
Satu pembelahan tiap daur yaitu satu pembelahan sitoplasma (sitokinesis) tiap satu pembelahan kromosom yang sama..
Dua kali pembelahan tiap daur yaitu dua pembelahan sitoplasma, satu pembelahan setelah pembelahan reduksi dan satu mengikuti pembelahan kromosom yang sama.
Kromosom tidak berpasangan, biasanya tidak berbentuk kiasmata, tidak terjadi pertukaran genetik kromosom homolog.
Kromosom berpasangan dan membentuk kiasmata, pertukaran genetik terjadi antara kromosom homolog.
Dari satu sel dihasilkan dua sel anak per siklus.
Dari satu sel meiosit dihasilkan empat sel anak per siklus.
Kandungan genetik dari hasil mitosis identik.
Kandungan genetik dari hasil meiosis berbeda, kromosom dapat merupakan turunan kromosom induknya dengan bermacam-macam karena adanya pengelompokan secara rambang dan derjat pindah silang.
Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induk.
Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel meiosit.
Haisl dari mitosis ini dapat mengalami pembelahan mitosis lagi.
Hasil meiosis tidak dapat mengalami pembelahan meiosis yang lain meskipun dapat mengalami pembelahan mitosis.
Biasanya terjadi pada hampir semua sel somatis.
Hanya terjadi pada sel-sel khusus dari sel generatif.
Dimulai dari zigot dan berlangsung terus sepanjang kehidupan organisme.
Pada organisme tingkat tinggi terjadi setelah mulai dewasa, terjadi pada zigot dari banyak jenis alga dan fungi.

2.3. Meiosis Pada Hewan
            Pembentukan sel-sel telur (ovum) dalam indung telur (varium) betina disebut ”oogenesis” dan pada jantan proses pembentukan sel-sel sperma dalam testis disebut ”spermatogenesis”.
Jalan kedua proses itu hampir sama, kecuali tahap Telofase I dan Telofase II pada Oogenesis. Di sisni pembelahan selaput sel menghasilkan sel-sel yang tidak sama besar, yaitu satu sel telur (ovum) yang besar dan 3 badan polar yang kecil dan tidak berfungsi.Perbedaan dalam ukuran ini disebabkan oleh penyebaran sitoplasma yang tidak sama banyaknya dalam keempat sel anak tersebut, sedangkan jumlah kromosom sama, yaitu n (haploid).
            Pada proses Oogenesis yang terjadi pada hewan betina, sel primordial diploid dalam ovarium (dinamakan oogonium) mengalami pertumbuhan menjadi oosit primer (masih diploid). Pada meiosis I jumlah kromosom diparuh, kemudian sel membelah menjadi sebuah sel besar (oosit sekunder) dan sebuah sel kecil (badan kutub primer). Badan kutub mengalami degenerasi (sangat mundur) dan tidak ikut mengambil bagian dalam pembuahan. Pada meiosis II dari oosit dihasilkan dua buah sel yang tidak sama besar, yang besar disebut ootid, sedang yang kecil adalah badan kutub sekunder. Setelah mengalami pertumbuhan, ootid menjadi sel telur atau ovum.
Sel-sel primordial diploid fidalam testis membeelah secara mitosis berkali-kali dan membentuk spermatogonium. Selama pertumbuhannya sel ini membentuk sel spermatosit primer (diploid) yang kemudian membelah secra meiosis. Hasilnya berupa dua buah sel spermatosit sekunder yang masing-masing haploid. Selanjutnya sel-sel ini mengalami meiosis II dan menghasilkan 4 spermatid haploid.yang sama besar dan kemudian bermetamorfosis menjadi spermatozoa atau sel-sel sperma. Sel kelamin jantan berukuran lebih kecil dan sangat aktif dibandingkan dengan sel telur yang besar dan pasif.

2.4. Fertilisasi Pada Hewan
            Dari sekian banyaknya sel sperma yang mengelilingi sel telur itu, biasanya hanya satu yang dapat menembus selaput sel telur yang diikuti oleh peleburan inti dari kedua sel kelamin itu. Peleburan inti ini menghasilkan suatu sel dengan kromosom 2n yang disebut zigot. Melalui pembelahan mitosis, yaitu pembelahan sel yang menghasilkan sel anak dengan kromosom yang jumlahnya tetap 2n, zigot kemudian berkembang menjadi embrio.

2.5. Meiosis Pada Tumbuhan Tingkat Tinggi
Pada tumbuhan tinggi, proses meiosis pada dasarnya sama dengan yang terjadi pada hewan. Mikrosporogenesis adalah proses gametogenesis pada bagian jantan dari suatu bunga , yang disebut kepala sari atau antera dan menghasilkan serbuk sari.
Sebuah sel induk mikrospora diploid (mikrosporosit) dalam antera mula- mula mengalami meiosis I dan menghasilkan sepasang sel haploid. Meiosis II menghasilkan 4 mikrospora haploid berkelompok menjadi satu. Tiap mikrospora mengalami karyokinase (intinya membelah biasa), sehingga memiliki 2 inti haploid. Sebuah inti dinamakan inti saluran serbuk sari dan yang lain disebut inti generatip. Setelah terbentuk serbuk sari, inti generatip membelah secara mitosis tanpa disertai sitokinesis dan terdilah 2 inti sperma. Inti saluran serbuk sari tidak membelah. Dengan demikian maka sebutir serbuk sari yang telah masak mengandung 3 inti masing-masing haploid, yaitusebuah inti saluran serbuk sari dan dua buah inti sperma.
 Megasporogenesis ialah gametogenesis yang berlangsung didalam bagian betina dari suatu bunga, yang disebut bakal buah atau ovaraiun dan menghasilkan kandung lembaga. Sebuah sel induk megaspora diploid (megasporosit0 dalam ovarium   mengalami meiosis I menghasilkan dua sel haploid.
Meiosis II menghasilkan 4 megaspora haploid yang letaknya berderet. Tiga megaspora mengalami degenerasi dan mati. Sebuah megaspora yang tertinggal dan masih hidup mengalami pembelahan kromosom secara mitosis tiga kali berturut-turut tanpa diikuti pembelahan plasma. Hasilnya berupa sebuah sel besar (kandung lembaga muda) yang mengandung 8 inti haploid. Kandung lembaga ini dikelilingi oleh kulit (integumen), tetapi di ujungnya terdapat sebuah liang (mikropil) sebagai tempat jalan masuknya saluran serbuk sari kedalam kandung lembaga.
Tiga dari 8 inti tadi menempatkan diri di dekat mikropil, tetapi dua di antaranya (sinergid) mengalami degenerasi. Inti yang ketiga berkembang menjadi sel telur. Tiga buah inti lainnya (antipoda) bergerak ke arah yang berlawanan, tetapi kemudian mengalami degenerasi pula. Sisanya dua inti (inti kutub) kemudian bersatu di tengah kandung lembaga dan terjadilah sebua inti diploid (2n). Kini kandung lembaga yang sudah masak (megagametofit) telah siap untuk dibuahi.    


2.6. Fertilisasi Pada Tumbuhan
Serbuk sari biasanya jatuh di atas kepala putik (stigma) dengan perantaraan angina, serangga, atau manusia. Peristiwa ini disebut penyerbukan. Beberapa saat kemudian serbuk sari tumbuh dan membentuk saluran serbuk yang memanjang dan masuk ke dalam tangkai putik (stylus). Di dalam saluran serbuk itu terdapat 3 inti haploid, yaitu inti saluran serbuk terdapat di depan sedang kedua inti sperma mengikuti di belakangnya.
Saluran serbuk memasuki ovarium lewat mikropil. Kedua inti sperma masuk ke kandung lembaga. Salah satu inti sperma bersatu dengan inti sel telur dan membentuk zigot diploid, yang kemudian akan berkembang menjadi embrio. Inti sperma lainnya bersatu dengan inti diploid yang merupakan hasil persatuan dari dua inti kutub. Ini menghasilkan inti triploid (3n) yang setelah mengalami pembelahan berkali-kali akan membentuk jaringan putih lembaga (endosperm). Jadi endosperm itu bersifat triploid.
Oleh karena disini terjadi dua kali pembelahan, yaitu antara inti sperma dengan inti sel telur dan inti sperma dengan inti hasil persatuan dua inti kutub, maka pembuahan pada tumbuh-tumbuhan dengan berbunga (Angiospermae) dinamakan pembuahan ganda.    

2.7. Kromosom dan Gen
Kromosom merupakan struktur makromolekul besar yang memuat DNA yang membawa informasi genetik dalam sel. DNA terbalut dalam satu atau lebih kromosom. Kromosom adalah badan-badan yang berbentuk panjang seperti benang yang selama pembelahan sel berkontraksi menjadi badan-badan yang lebih pendek dan tebal, sehingga dapat di bedakan lengan kromosom dan sentromer. Sentromer ialah tempat melekatnya benang spindle.
Berdasarkan atas posisi sentromernya kromosom dapat di klasifikasikan dalam 4 tipe:
1)      Metasentrik, apabila kedua lengannya hampir sama panjangnya (sentromer berada di tengah-tengah kromosom).
2)      Submetasentrik, apabila kedua lengannya tak sama panjangnya (sentromer tak berada di tengah).
3)      Akresentrik, apabila satu lengan sangat pendek dibandingkan dengan yang lain (sentromer lebih dekat ke salah satu ujung kromosom daripada yang lain).
4)      Telosentrik, apabila hanya ada satu lengan (sentromer terletak pada ujung kromosom).

Pada makhluk tingkat tinggi, sel somatis (sel tubuh, kecuali sel kelamin) mengandung satu stel kromosom yang diterimanya dari kedua induk/ orang tua. Kromosom-kromosom yang bera
sal dari induk betina bentuknya serupa dengan yang berasal dari induk jantan. Maka sepasang kromosom itu disebut kromosom homolog. Karena itu jumlah kromosom dalam sel tubuh dinamakan diploid (2n). Sel kelamin (gamet) hanya mengandung separuh dari jumlah kromosom yang terdapat di dalam sel somatic, karena itu jumlah kromosom dalam gamet dinamakan haploid (n). Satu stel kromosom haploid dari suatu spesies dinamakan genom. Jumlahkroosom ang dimiliki berbagai macam makhluk tidak sama (manusia 46 kromosom, marmot 64, kucing 38, anjing 78, sapi 60, kera 48, lalat rumah 12, ayam 78, padi 24, jagung 20, ercis 14, dan lain-lain), tetapi jumlah kromosom yang dimiliki tiap makhluk pada umumnya tidak berubah selama hidupnya.  
Kromosom yang non homolog seringkali dapat dibedakan dari ukurannya dan posisi sentromernya. Jumlah kromosom sangat bervariasi pada eukariot. Pada beberapa kromosom yang besar terlihat adanya pembagian-pembagian dalam unit-unit yang lebih kecil, sehingga memberikan bentuk seperti rangkaian manik atau seperti pita dengan garis-garis yang melintang.
Kromosom dibedakan atas autosom, (kromosom tubuh) dan kromosom kelamin (kromosom seks). Kecuali beberapa hewan tertentu, maka kebanyakan makhluk memiliki sepasamg kromosom kelamin dan sisanya merupakan autosom. Lalat buah (Drosophila melanogaster) yang serin digunakan untuk penyelidikan genetika mempunyai 8 kromosom , terdiri dari 6 autosom dan 2 kromosom kelamin. Manusia memiliki 46 kromosom, terdiri dari 44 autosom dan 2 kromosom kelamin.    
Setiap kali sebelum suatu sel membelah masing-masing kromosom membuat duplikatnya, dengan gen-gen yang sama dalam urutan yang sama. Maka bila terjadi dua sel anak, masing-masing akan menerima kromosom-kromosom dengan gen-gen dari tipe dan jumlah yang sama. Jumlah dan macam gen yang dibawa oleh kromosom –kromosom tersebut berpasangan dengan tepat. Misalkan pda ovum manusia yang belum di buahi. Salah satu kromosomnya mengandung 500 gen-gen. gen no 2 mengatasi pertumbuhan warna mata, gen no 200 mengawasi bentuk telinga dan gen no 460 mengawasi bentuk skelet dari tangan (Gambar 9), maka diantara kromosom-kromosom yang dibawa masuk oleh spermatozoon. Akan terdapat juga kromosom yang merupakan pasangan (kromosom homolog) bagi kromosom ovum tersebut dengan panjang dan bentuk yang sama tersebut, yang juga mengandung 500 gen-gen pada mana gen-gen dengan nomor-nomor tersebut tadi mengawasi karakter-karakter dari organ-organ tubuh yang saMA.
Sel telur yang telah dibuahi membelah menjadi dua sel, membelah lagi menjadi 4 sel dan seterusnya, hingga seluruh tubuh yang terdiri dari berjuta-juta sel telah terbentuk. Suatu gen mengalami perubahan kimiawi, atau gen yang baru tidak tepat seperti yang lama, atau urutan gen pada kromosom telah berubah. Proses perubahan dalam suatu gen atau kromosom disebut mutasi. Individu yang menunjukkan efek dari gen yang termutasi atau kromosom yang berubah susunannya disebut suatu mutan. Bila suatu kromosom yang telah mengalami mutasi mengadakan duplikasi sebelum pembelahan sel berikutnya, maka ia mengkopi gen yang termutasi itu diturunkan dan diteruskan tepat seperti apa yang biasa terjadi dengan gen asalnya.   

BAB III
PENUTUP

Sifat yang diwarisakan atau diberikan kepada keturunan adalah berupa gen yang mengawasi berkembangnya sifat-sifat tersebut sehingga sifat-sifat dari keturunannya mempunyai sifat yang sama seperti induknya. Gen-gen untuk berbagai macam sifat letaknya pada kromosom yang terdapat dalam inti sel. Kromosom berikut gen-gennya diwariskan keturunanya pada saat terjadi pembuahan (fertilisasi) antara sel telur dan sel sperma.
Mekanisme pemindahan kromosom-kromosom dari sel somatik ke sel kelamin parental terjadi ketika reproduksi secara seksual yaitu pada  organ kelamin (gonad), dimana ovarium dan testis pada hewan, sedangkan pada tumbuhan berupa stamen dan pistil. Di dalam gonad inilah terjadi pembentukan sel-sel kelamin, suatu proses yang disebut gametogenesis. Pembelahan sel yang berlangsung dalam proses ini adalah pembelahan meiosis atau pembelahan reduksi yang menghasilkan sel kelamin dengan setengah jumlah kromosom sel induknya.
Pembelahan meiosis secara umum dapat dibagi atas beberapa tahap yaitu Tahap Profase, Metafase I, Anafase I, Telofase I, Metafase II, Anafase II, dan Telofase II.. Pada Hewan, pembentukan sel-sel telur (ovum) dalam indung telur (varium) betina disebut ”oogenesis”  dan pada jantan proses pembentukan sel-sel sperma dalam testis disebut ”spermatogenesis”.
Untuk fertilisasi pada hewan, dari sekian banyaknya sel sperma yang mengelilingi sel telur, biasanya hanya satu yang dapat menembus selaput sel telur yang diikuti oleh peleburan inti dari kedua sel kelamin itu. Peleburan inti ini menghasilkan suatu sel dengan kromosom 2n yang disebut zigot dan kemudian berkembang menjadi embrio.
Pada tumbuhan tingkat tinggi, proses meiosis pada dasarnya sama dengan yang terjadi pada hewan. Mikrosporogenesis, terjadi di dalam antera yang akhirnya menjadi serbuk sari. Sedangkan Megasporogenesis terjadi dalam pistil dan terbentuk sel telur. Untuk fertilisasinya sendiri terjadi apabila serbuk sari jatuh diatas stigma dari pistil atau kepala putik.
Proses pewarisan sifat tidak terlepas dari peran kromosom dan gen. Kromosom merupakan struktur makromolekul besar yang memuat DNA yang membawa informasi genetik dalam sel. DNA terbalut dalam satu atau lebih kromosom. Kromosom adalah badan-badan yang berbentuk panjang seperti benang yang selama pembelahan sel berkontraksi menjadi badan-badan yang lebih pendek dan tebal, sehingga dapat di bedakan lengan kromosom dan sentromer. Sentromer ialah tempat melekatnya benang spindle. Sedangkan gen sendiri terletak dalam molekul-molekul panjang asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, DNA) yang ada dalam semua sel. Terkadang, bisa terjadi perubahan spontan pada suatu bagian DNA. Perubahan itu disebut mutasi. Melalui proses mutasi, sebuah gen dapat berubah menjadi dua atau lebih bentuk alternative yang disebut alel.
DAFTAR PUSTAKA

Atinirmala, P. Perang Siasat Biologi Praktis. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Crowder, L, V. 1997. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Elfrod, S & Stansfield, W. 2006. Teori dan Soal-soal Genetika Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.
Suryo. 1996. Genetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tim Dosen. 2008. Dasar-dasar Genetika. Medan: Jurusan Biologi FMIPA UNIMED.
Yatim, W. 1980. Genetika. Bandung: Tarsito.

LAMPIRAN

Contoh-contoh Soal

1.      Anggaplah ada tiga pasangan kromosom homolog dengan sentromer yang dilabeli A/a, B/b, dan C/c. Garis miring memisahkan satu kromosom dengan homolognya. Ada berapa banyak jenis produk meiosis yang dapat dihasilkan oleh individu?
Jawab:
Untuk mempermudah menentukan semua kombinasi yang mungkin, kita dapat menggunakan sistem percabangan dikotom.
            Ada delapan kombinasi kromosom yang berbeda yang dapat dihasilkan dari gamet-gamet tersebut. Jawaban itu juga dapat diperoleh dengan menggunakan rumus 2n, dengan n = jumlah lokus. Dalam soal ini, n = 3, sehingga jumlah kombinasi yang mungkin adalah 23 = 8.


2.      Kuda (Equus caballus) memiliki komplemen diploid 64 kromosom, termasuk 36 autosom akrosentrik,  keledai (Equus asinus) memiliki 62 kromosom , termasuk 22 autosom akrosentrik . perkirakan jumlah kromosom yang dimiliki oleh keturunan hibrid (bagal atau mule) hasil perkawinan seekor keledai jantan (jack) dengan kuda betina (mare).
Jawab:
Sperma keledai jantan membawa jumlah kromosom yang haploid bagi spesiesnya (62/2=31), sel telur betina membawa jumlah kromosom yang haploid bagi spesiesnya sendiri (64/2=32). Bagal hasil hibrida yang terbentuk dari penyatuan kedua gamet itu akan memiliki jumlah diploid 31+32 = 63.


3.      Pada tanaman kapri, biji bulat (B) dominant terhadap kisut (b) dan kulit biji berwarna coklat 9C0 dominan terhadap putih (c). Tanaman kapri yang bijinya bulat coklat dikawinkan dengan yang bijinya kisut putih menghasilkan tanaman yang berbiji bulat coklat, bulat putih, kisut coklat, dan kisut putih dengan perbandingan 1:1:1:1. Masing-masing genotipe dari kedua induk adalah....
Jawab:
Persilangan dihibrid yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan 1:1:1:1 menunjukkan suatu test cross, yaitu persilangan antara keturunan F1 dengan induk yang double resesif. Maka genotipe induknya adalah BbCc (F1) dengan bbcc (induk double resesif).


4.      Tanaman kacang yang tinggi dominan terhadap pendek pendek; warna bunga merah dominan terhadap warna putih. Jika dua tanaman kacang yang bersifat heterozigot disilangkan, maka perbandingan fenotipe yang dapat diharapkan dari keturunannya adalah...
Jawab:
Parental           :           TTMM x          ttmm
Gamet             :              TM               x            tm
F1                     :                              TtMm

Bila F1 disilangkan dengan F1:
                           TtMm                       x          TtMm
Gamet :     TM, Tm, tM, tm                        TM, Tm, tM, tm
F2         :           9 T- M-   : tinggi, merah
                        3 T- mm  : tinggi, putih
                        3 ttM -     : pendek, merah
                        1 ttmm     : pendek, putih
Perbandingan fenotipe    : 9:3:3:1


5.      Apabila rambut lurus adalah sifat resesif, maka dari perkawinan dua orang tua yang keduanya berambut keriting heterozigot, berapa persen kemungkinan anak-anaknya adalah....
Jawab:
Misal rambut lurus = k, dan rambut keriting = K. Maka:
Parental :                     Kk       x          Kk
Gamet               :                     K                     K
                                    k                      k

Filal       :    1 Kk    : keriting                           ¾ x 100 % = 75 %
                   2 Kk    : keriting  
                   1 kk     : lurus                               ¼ x 100 % = 25 %

Perbandingan fenotip: Keriting : Lurus = 75 % : 25 %

6.      Pada suatu persilangan yang memperhatikan warna bunga, warna merah tidak sepenuhnya dominan terhadap warna putih. Jika F1 disilangkan dengan tanaman berbunga putih, menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip....
Jawab:
Parental :                     MM       x        mm
                                  Merah              putih
F1:                                            Mm
                                          Merah muda

Persilangan antara F1 dengan induk yang berwarna putih adalah sebagai berikut:
Parental :                     Mm      x          mm
                          Merah muda            Putih
F2         :           Mm ( Merah muda)
                        Mm (putih)
Perbandingan fenotip: putih : merah = 1:1


7.      Pada meiosis dan mitosis harus ada pertambahan materi genetik yang disebut replikasi DNA. Proses ini terhadi pada....
Jawab:
Proses replikasi DNA berlangsung di dalam fase Interfase.


8.      Seekor tikus betina mempunyai 40 kromosom di dalam setiap sel somatisnya. Berarti pada setiap sel telurnya terkandung kromosom....
Jawab:
Sel telur bersifat haploid. Bila sel somatic mengandung 40 kromosom, maka pada sel telur terdapat 20 kromosom yang terdiri atas 19 buah autosom dan 1 gonosom X.


9.      Bila seorang ayah memiliki sifat terpaut seks dalam kromosom X, maka sifat tersebut akan diwariskan kepada....
Jawab:
Sifat yang terpaut pada kromosom X dari ayah akan diwariskan kepada semua anak perempuannya, sedangkan dari ibu akan diwariskan kepada semua anak laki-lakinya.


10.  Laki-laki normal menikah dengan wanita yang mempunyai ayah hemofilia. Kemungkinan memperoleh keturunan berjenis kelamin laki-laki hemofilia adalah....
Jawab:
·         Sifat hemofilia ditentukan oleh gen resesif yang terpaut pada kromosom X dan diwariskan secara bersilangan.
·         Untuk parental wanita genotipnya heterozigot, sebab ayahnya penderita hemofili.
·         Persilangan :
Parental:                      XHY           x               XHXH
Gamet  :                        XH                                          XH
                                      Y                                 Xh
Filial    :
                                    XHXH   : Wanita normal
                                    XHXh   : Pria normal
                                    XhY     : Pria hemofilia
Perbandingan fenotip :
Wanita normal : Pria normal : Pria hemofilia =
            50%     :        25%      :         25%
Maka, kemungkinan memperoleh keturunan berjenis kelamin laki-laki hemofilia adalah 25 %.s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar